-->
Indonesia Telah Rugi 330
Trilyun Karena Gandum
Beberapa waktu
yang lalu saya memperoleh sms yang
berisi undangan Silaturohim dan buka puasa bersama di kediaman Prof.Dr.Ir. Suhardi.MSc. mantan dosen di Fakultas
Kehutanan UGM yang juga mantan Dirjend
di Departemen Kehutanan ini saat ini mempunyai jabatan yang sangat
strategis yaitu sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, yang orang mengenalnya
sabagai partainya Prabowo Soebiyanto. Siapa sih yang tidak kenal Prabowo? Seabreg
jabatan telah disandangnya, beliau
juga calon tunggal dari Partai Gerindara yang yang akan diajukan sebagai Capres
2014. menurut beberapa beberapa lembaga survei
Prabowo adalah kandidat yang mempunyai rating tertinggi saat ini.
Hadir dalam
acara buka puasa yang diadakan di
kediaman Prof.Suhardi tersebut di Jl. Kaliurang Km. 6,8 antara lain komponen
dari pengurus Partai Gerindra Provinsi
DIY, tetangga terdekat, beberapa tokoh masyarakat dan beberapa alumni Fakultas Kehutanan
UGM., serta beberapa mahasiswa UGM. Saya sendiri hadir diundang oleh adik-adik
mahasiswa karena sesama alumni di Fakultas Kehutanan UGM.
Pertama-tama
beliau mengatakan sangat senang dapat bertemu dengan banyak kalangan dan dapat
berbuka puasa bersama-sama. Selanjutnya beliau mengeluhkan dan menceritakan
tentang kondisi Kekinian Indonesia yang menurutnya sudah carut marut dan
tersesat : ketersesatan tersebut adalah
pertama : kebijakan soal pangan yang
salah kaprah, sebagai negara agraris mestinya Indonesia adalah pengekspor
berbagai komiditas pangan seperti beras, jagung, tebu, aneka buah buah dsb,
tapi alih alih eksport, Indonesia malah menjadi negara yang penginport berbagai
komoditas pertanian tersebut. Ketersesatan
yang kedua adalah kebijakan soal transport masa, saat ini Indonesia hanya
memiliki 1,2 % transport masa dan sisanya yang 98,8 % adalah kendaraan pribadi.
Ini betul betul salah karena mestinya negaralah yang harus menyediakan
kebutuhan transportasi buat rakyat, bukan rakyat yang menyediakan sendiri.
Akibatnya indonesia saat ini dalah salah satu pengguna bahan bakar terbesar di
dunia, akibat lain yang dihadapi adalah kemacetan yang luar biasa di hampir
semua kota besar di Indonesia.
Ketersesatan yang ketiga
adalah soal kebijakan inport gandung, kerugian akibat inport gandum ini
menurutnya mencapai 330 Trilyun selama 25 tahun terakhir, dan ini berpotensi
berlipat sebanyak 4 kali lipat mengingat Indonesia tidak menanam gandum. Oleh
karenaya “Saya sudah berpusa makan gandum selama 30 tahun” tegasnya dalam acara
tersebut. Sedang ketersesatan yang
keempat adalah hancurnya ekosistem. Sudah banyak pulau pulau tenggelam di
Indonesia, pohon ditebangi, kerusakan hutan mencapai 50 ha per hari. Bahkan
saat ini lanjutnya, hutan tidak hanya ditebang tapi tanahnya dikeruk untuk
diambil batu bara, pengerukan-pengerukan inilah yang semakin memperparah
kondisi lingkungan hidup di Indonesia.
Selain benyak
berbicara soal kondisi saat ini beliau juga mangajak kalangan masyarakat supaya
jangan golput dalam pemilu yang akan datang. Sebab golput menurutnya tidak akan
menyelesaikan masalah bangsa dan negara kita. Jika nanti ada pepmimpin yang
lahir dan bisa meyelesaikan masalah kenegaraan maka orang yang golput tidak
berperan, dan jika pemimpin yang akan datang tidak mampu menyelesaikan kondisi
bangsa dan negara yang carut marut ini
maka golput juga tidak bertanggaung jawab dan cenderung pengecut. Oleh kerenanya
mari gunakanlah hak pilihnya dalam pemilu nanti, tegasnya.
Acara berjalan
santai, pendopo miliknya mungkin tidak
terlalu besar tapi cukup asri, mengingat masih banyak pohon disekitarnya.
Menurut Prof. Hardi, pohon pohon itu sengaja di tanam untuk menciptakan iklim mikro yang
teduh, beliau sengaja menanam Meranti, Kemiri dan lain-lain. Sedangkan hidangan
berbuka juga cukup sederhana seperti Kolak sebagai pembuka, ada nasi dan lauk
secara prasmanan ada udang crispi, daging sapi, gurame goreng. Dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.